Rabu, 22 September 2010

Dimsum Unik



“Creative thinking is not a talent, it is a skill that can be learnt. It empowers people by adding strength to their natural abilities which improves teamwork, productivity and where appropriate profits.” (Edward De Bono)




Beberapa orang berpendapat bahwa berpikir kreatif merupakan suatu bakat atau talenta. Hal itu menurut saya tidaklah benar, karena kemampuan untuk berpikir kreatif tersebut dapat dimiliki siapa saja asal ia mau untuk belajar, begitu pula untuk hal - hal lainnya. Hal tersebut didapat dengan mengembangkan pikiran-pikiran kita maupun orang lain. Sebagai contoh, seperti halnya usaha dimsum yang dijalankan oleh pak Iskandar.
Sebelum membahas tentang usaha pak Iskandar tersebut, Kita mesti tahu dimsum itu apa sih? Dimsum itu menurut definisinya adalah makanan kecil, atau mungkin bahasa sehari-harinya adalah cemilan. Sejarahnya itu dari sejak 10 abad yang lalu, pada pagi hari orang-orang China suka meminum teh (yamcha) di kedai teh dan diselingi dengan makanan-makanan kecil yang disebut dengan dimsum (dalam bahasa Cantonese) atau bisa disebut dianxin (dalam bahasa Mandarin).

Dimsum sengaja dibuat kecil agar mudah disantap dalam satu kali suapan, dan bentuknya harus indah agar enak dinikmati bersama teh. Makanan ini disajikan dalam wadah kukusan bambu agar tetap panas dalam waktu yang lama.
Apa yang unik dari dimsum yang diproduksi oleh pak Iskandar? Dimsum mereka memiliki variasi yang berbeda dari dimsum biasa yang kita konsumsi. Dimsum tersebut dapat berbentuk hewan – hewan lucu seperti anak ayam, kelinci, dan sebagainya.
Pada awalnya pak Iskandar hanya memproduksi dimsum biasa pada umumnya seperti siomay, dumpling/swekiaw, hakao, bakpao, ceker ayam, dan sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, Pak Iskandar yang memiliki usaha berjualan dimsum tersebut memiliki ide kreatif pada usahanya.
Ide ini muncul dipikiran pak Iskandar pada saat dia berkunjung ke negeri China bersama keluarganya, dimana pada saat itu ia melihat dimsum–dimsum unik seperti dimsum yang dicampur abon, tomat, buah-buahan serta sayur-sayuran dan rasanya pun enak. Lalu dari situlah, ia mendapatkan ide untuk membentuknya seperti hewan-hewan lucu agar orang–orang tertarik.

Bersama dengan kenalan chef master dari negeri tersebut itu juga, pak Iskandar bersama-sama membuat dimsum tersebut dan hasilnya benar – benar menarik dan rasanya pun enak. Namun dikarenakan dimsum tersebut sulit dibuat secara masal, maka dimsum tersebut hanya diproduksi untuk restoran – restoran atau hotel - hotel tertentu saja.


Typed by: Fransisca (10130110104)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar